Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Iklan

Janji Allah dalam Al Qur'an

Sabtu, 15 Maret 2025 | Maret 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-16T03:54:58Z

 


Janji Allah dalam Al Qur'an

Kalimat didalam Al Quran adalah liya'budun, menghamba, diterjemahkan dengan kata beribadah.
Allahumma anta Rabbiy, ya Allah engkaulah Rabb. Khalaqtani wa ana 'abduka, Engkau ciptakan aku dan aku adalah budak-Mu.
Bahwa Allah itu Rabb, Allah itu Raja, Allah itu yang maha berkuasa.

Dan manusia itu hamba Allah, kita cuma budak, kita ini rendah, terikat dengan aturan Allah, harus menurut Allah.
Maka Allah janjikan yang baik-baik pada hambanya didalam Al-Qur'an.
Allah janjikan Rezeki untuk hambanya di Quran Surah As Saba ayat 39.
Allah janjikan perjalanan yang indah bagi hambanya, diQuran Surah Al Isra ayat 1.
Allah janjikan pengabulan permohonan pada hambanya, di Quran Surah Al Baqarah ayat 186.

Itulah ternyata puncak karir kita. Menjadi hamba. Tunduk dan menyerah kepada Allah dan sadar posisi hidup sebagai hamba Allah di bumi.
Ketika seseorang menjadi hamba Allah, maka Allah akan mengurusnya, melimpahinya ampunan, melimpahinya maaf, memenuhi kebutuhannya.

Maka tugas menjadi sederhana, jadilah hamba Allah yang baik, taat, rendah hati, lurus. Saat kita berkarir dalam bisnis atau dalam aktivitas apapun, tanpa disadari setan menghembuskan bisikan-bisikan agar kita lepas dari posisi Hamba.

Seharusnya posisi manusia itu rendah, tetapi hati kita tanpa sadar meninggi. Kalau sudah begini pasti Allah rendahkan secara paksa, cepat atau lambat. Harusnya posisi kita hina, tetapi hati dan sikap kita ingin dimuliakan, ingin dispesialkan. Posisi hati dan sikap begini pasti akan dihinakan. Karena tidak sesuai dengan setting penciptaannya.

Harusnya posisi kita terus merasa lemah dimata Allah, tapi entah kenapa setan menghembuskan sikap sok hebat, sok jagoan, sok serba bisa. Sikap hati begini pasti akan dihempaskan Allah jadi lemah tak berdaya, cepat atau lambat...
Fir'aun tenggelam dilaut. Qorun terbenam kedalam bumi.
Abu Jahal tewas terhinakan di perang Badar.
Qisra lari tunggang langgang...
Namrudz ambruk. Semua yang melawan posisi menjadi Hamba, pasti jatuh. Cepat atau lambat. Jokowi, kita lihat saja nanti karena mayoritas rakyat terkena tipuannya.

Menjadi pebisnis, pengusaha, penggerak, aktivis, politisi apapun itu, mari sama² kita niatkan menjadi hamba Allah saja. Hamba Allah harusnya merendah, ya merendahlah, tidak usah meninggi, tidak usah merasa lebih baik dari yang lain, banyak-banyak sadar aib dan kekurangan.

Hamba Allah harusnya mengurusi bumi, memakmurkan kehidupan, jadi kalau kita bikin produk atau program, niatnya menyenangkan Allah saja. Semoga produk yang kita deliver, memudahkan kehidupan manusia.

Hamba Allah harusnya fokus pada senangnya Allah saja, ridhanya Allah, karena Allah maha kuasa. Kita budak, Allah Rabbul a'lamin. Bukan malah fokus bikin senang manusia, bukan sibuk cari pengakuan manusia, sibuk cari eksistensi atas prestasi.
Jadilah Hamba Allah. Hambatan terbesar mengapa Allah tidak mau mengurusi kita, karena hati kita ini tidak mau tunduk menjadi Hamba Allah
Masih ingin punya predikat lain, si anu, yang anu, yang anu anu, akhirnya tidak pernah sadar jadi hamba Allah. Sibuk sama sebutan dan sorotan.

Di titik inilah kita gagal berkarir. Karena kita gagal ke posisi seharusnya. Gagal jadi hamba Allah, malah merasa jagoan di muka bumi Allah.
Itulah mengapa sujud adalah aktivitas mulia. Karena wajah yang mulia, diletakkan diatas tanah yang hina dan rendah.

Maka tempat paling mulia adalah mim sajada. Masjid.. Tempat sujud. Bukan tempat ruku', tapi Allah menamainya tempat sujud. Karena jiwa manusia itu harus rendah.
Rendah rendahkanlah jiwa kita wahai sahabat. Jangan meninggi, jangan merasa lebih baik dari yang lain. Merasa meninggi dan merasa lebih baik adalah karakter Iblis dalam Al Quran.
Hadirlah dengan penuh kerendahan...

Ya Allah saya tidak bisa, saya minta tolong, saya tidak kuasa. Ya Allah, maafkanlah selama ini merasa mampu, merasa otak mampu, ikhtiar mampu, padahal semua kuasamu...
Ya Allah maafkanlah, banyak klaim prestasi, padahal tenaga darimu, otak karuniamu, nafas pun engkau beri, ide dan gagasan pun engkau yang kasih, ya Allah maafkanlah...

Ya Allah aku HambaMu, gerakkan aku pada bisnis yang engkau ridha, pada pekerjaan yang engkau sukai, di sisa usia ini, arahkan hamba pada apa-apa yang membuat engkau senang.
Ya Allah engkau Rabb-ku, aku hamba-Mu, maka senang-Mu adalah visiku, ridha-Mu adalah hasratku, kembali ke sisi-Mu dalam rahmat adalah cita-cita tertinggiku.

Kita ini hanya hamba Allah, akan kembali kepada Allah. Cepat atau lambat. Dunia ini panggung sementara saja. Jangan salah pilih Tuhan, pilihlah Tuhan yg sebenarnya
Itulah ternyata, puncak karir manusia itu bukan puncak gunung tertinggi, tetapi ternyata berupa lembah kerendahan seorang hamba.

Lembah menghinakan diri didepan Allah.
Lembah rendah lemah di hadapan Allah.
Lembah dalam penuh harap di mata Allah.
Dan pada lembah itulah semua sumber kehidupan biasanya terhimpun.

Karena siapa yang merasa rendah akan ditinggikan Allah. Siapa yang merasa hina akan dimuliakan Allah. Siapa yang merasa lemah akan dikuatkan Allah. Siapa yang merasa bodoh akan diajarkan Allah. Karena siapa yang merasa butuh, akan dicukupkan.

Tidak diciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk menghamba kepada Allah (QS. Adz-Dzariyat : 56).

Selamat berbuka puasa !

Fastabiqul Khairat.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update